Sabtu, 18 November 2023

Pentas Duta Seni Kabupaten Wonosobo

Sejarah rambut gimbal

ASAL USUL RAMBUT GIMBAL DIENG

Konon anak yang berambut gimbal merupakan anak yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat wilayah Dieng dan sekitarnya. Anak yang berambut gimbal atau biasa disebut anak gimbal dianggap sebagai titisan Kyai Kolo Dete dan Nini Roro Ronce.

Menurut cerita (mitos) yang dipercaya oleh masyarakat sekitar, adanya anak berambut gimbal tersebut menandakan kesejahteraan di daerah Dieng yang senantiasa terjaga.

Karena dipercaya sebagai titipan dewa, maka biasanya anak berambut gimbal tersebut akan diperlakukan istimewa.

Sampai sekarang anak berambut gimbal di daerah tersebut akan diperlakukan lebih istimewa dibandingkan anak-anak lainnya yang tidak berambut gimbal.

Biasanya anak yang berambut gimbal akan melakoni upacara Ruwat atau Ruwatan untuk memotong rambut gimbal mereka. Biasanya anak yang berambut gimbal akan melakoni upacara Ruwat atau Ruwatan untuk memotong rambut gimbal mereka.

Sebelum melakukan Ruwatan, biasanya permintaan dari anak tersebut akan dikabulkan oleh orang tuanya.

Nantinya rambut tersebut akan dilarung ke Telaga Warna sebagai simbol mengembalikan rambut gimbal ke Nyi Roro Kidul, Ratu Pantai Selatan.


Sumber: rangkuman cerita rambut gimbal dieng 
*tradisi dan wisata daerah.

Melestarikan Seni dan Budaya Daerah.

Dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal yang ada dalam masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seseorang (masyarakat) khususnya kita sebagai generasi penerus dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal diantaranya adalah:


1. Mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan kita
2. Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan
3. Mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga kebudayaan itu tidak musnah dan tetap dapat bertahan
4. Mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain
5. Mempraktikkan penggunaan budaya itu dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya berbahasa
6. Menghilangkan perasaan gengsi ataupun malu dengan kebudayaan yang kita miliki
7. Menghindari sikap primordialisme dan etnosentrisme 8. Ajarkan budaya kepada orang lain.

album acara IKW di TMII

















































*** Warisan budaya nasional atau warisan budaya daerah adalah cermin tingginya peradaban bangsa. 
*** Melestarikan budaya nasional warisan leluhur sebagai wujud jati diri dan watak bangsa Indonesia.

TMII sebagai wisata Kebhinekaan.
TMII sebagai tempat merindukan kampung halaman, 
TMII sebagai garda terdepan Kemajemukan Bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Milad Paguyuban Banyumasan Bekasi

Silaturahmi mempererat persaudaraan ... Merajut Kebersamaan melalui ajang silaturahmi, akan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan dalam be...